SAMARINDA – Sejumlah organisasi di Kalimantan Timur (Kaltim) menggelar peringatan Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara di Samarinda pada Minggu (17/3/2024). Acara bertema “Perkuat Kampung dan Solidaritas, Teguhkan Resiliensi Masyarakat Adat Nusantara” ini dihadiri sekitar 70 orang.
Ritual adat diawali oleh Ketua Adat Dayak Modang Jiu dan Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Kaltim Saiduani dengan memotong ayam jantan. Ritual ini melambangkan niat tulus dan harapan restu dari Tuhan YME.
Syamsiah, perwakilan Suku Baliq, menyatakan dukungannya terhadap Ibu Kota Nusantara (IKN) di Penajam Paser Utara. “Kami tidak keberatan dengan keberadaan IKN, tapi kami minta jangan mengambil hak-hak kami,” tegasnya saat berorasi.
Syamsiah meminta tempat layak bagi Suku Baliq di kawasan IKN agar keberlangsungan hidup mereka terjaga. “Kami memohon berikan kami tempat yang layak,” pintanya.
Senada dengan Syamsiah, Ketua Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Kaltim Erika Siluq meminta kaum intelektual muda memperjuangkan hak masyarakat adat, terutama dengan adanya IKN. “Kaltim kini primadona karena ditunjuk sebagai IKN. Saya minta agar memperhatikan janji-janji dan mimpi-mimpi masyarakat adat harus dipenuhi,” harapnya.
Ketua BEM KM Unmul Naufal Banu Tirta Satria menambahkan bahwa tugas mahasiswa salah satunya adalah membantu masyarakat adat di Kaltim memanfaatkan kearifan lokal. “Karena kita berada di Kaltim, maka kita harus memperjuangkan masyarakat adat di Kaltim. Kita harus mengesampingkan pro kontra IKN dan fokus pada kesejahteraan masyarakat adat di Kaltim,” tegasnya.
Acara ditutup dengan pembacaan puisi dan pernyataan sikap terkait Hari Kebangkitan Masyarakat Adat Nusantara.